Menjadi seorang Guru
seharusnya merupakan panggilan jiwa yang hidup dan terus dihidupkan, terlepas
dari kapan kesadaran akan panggilan itu terjadi. Menjadi Guru memang memerlukan penerimaan dan
kesadaran akan penerimaan yang merupakan pintu masuk yang akan membuka
cakrawala dunia kehidupan melalui kelucuan, keceriaan, kejengkelan, rasa marah
dan terkadang ketidak sukaan karena anak-anak, siswa dalam berfikir, bersikap,
dan berbuat yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Semua guru harus
dapat menerima dengan tulus peran dan tugasnya dalam kehidupan.
Kompetensi-kompetensi
guru merupakan faktor yang membentuk suatu kesatuan yang menginspirasi dan
mempengaruhi pada efektivitas peran dan tugas guru, meliputi:
1. Kompetensi
kepribadian, meliputi: beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan
bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif,
menjadi teladan bagi peserta didik,
secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri.
2. Kompetensi
sosial adalah kemampuan guru yang meliputi: berkomunikasi lisan, tulis, isyarat
yang santun, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional,
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik.
3. Kompetensi
paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, yaitu
meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap
peserta didik, pengembangan kurikulum atau silabus, perancangan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
4. Kompetensi
professional, yaitu meliputi penguasaan: materi pelajaran secara luas dan
mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran,
dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu, konsep dan metode dislipin
keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi
atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau
kelompok mata pelajaran yang akan diampu. (Uhar Suhrsaputra, 2011: 7)
Guru berkarakter pasti
yakin bahwa upaya untuk mencapai kebahagiaan adalah suatu usaha yang juga
membahagiakan, dan menjalankan peran dan tugas sebagai pendidik. Kebahagiaan
tak dapat dibangun dalam kebimbangan, tanpa keyakinan takkan mungkin
kebahagiaan dapat dirasakan, dan semua itu hanya akan tumbuh kuat pada
orang-orang yang berkarakter. Jadi guru berkarakter adalah guru yang
berbahagia, guru yang dapat melampaui dari sekedar professional, guru yang
tidak hanya punya keinginan akan masa depan, tapi juga punya tekad, upaya dan
tindakan yang sungguh-sungguh untuk menjalankan peran dan tugasnya sebagai
pendidik, sebagai perancang masa depan bangsa, sebagai pelayan dalam
mengantarkan peserta didik pada masa yang akan datang.
Visi, misi, dan tujuan
hidup pribadi menjadi bagian penting yang menginspirasi sikap dan perilaku
dalam melaksanakan peran dan tugas sebagai guru, sehingga menjadi guru
merupakan bagian penting yang mendominasi fikiran, perasaan, sikap dan perilaku
sehingga membentuk karakter yang kuat dan meresap yang dapat mendorong
kesuksesan dalam menjalankan peran dan tugas sebagai pendidik. Menjadi guru
telah menjadi bagian hidup yang
mempribadi dalam kepribadian dan guru harus terus memperkuat komitmen profesi
sebagai guru melalui refleksi terus menerus dengan berlandaskan pada arah
kehidupan yang telah ditetapkan. Dengan terintegrasinya arah hidup dengan
komitmen hidup dan komitmen profesi sebagai guru, maka akan tumbuh suatu
kepribadian yang kuat dan terbentuklah karakter yang kuat, konsisten, konsekwen
dalam menjalankan peran dan tugas guru.
Karakter Guru yang baik menurut pandangan Peserta
didik:
a. Member
inspirasi, menjadi sumber inspirasi
b. Simpati
dan suka menolong, peduli dan membuat siswa merasa penting, ramah, mencintai/menyayangi
siswa serta dapat membina hubungan
personal yang baik
c. Mendorong
untuk bekerja keras
d. Komunikator
yang baik
e. Punya
selera humor yang tinggi
f. Sangat
menguasai materi yang diajarkan
g. Mau
mendengarkan pendapat siswa
h. Interaktif
dan melibatkan emosi positif dalam pembelajaran
i. Dislipin
dan percaya diri
j. Tidak
mudah marah, emosi terkendali
k. Pemecah
masalah
l. Bersikap
fair/adil
m. Berdedikasi
pada pekerjaan sebagai guru
n. Pemimpin
dan teman yang baik
Karakter seorang Guru terhadap Peserta
Didik:
1. Siswa
adalah manusia utuh, maka terimalah dia apa adanya
Guru
tidak boleh memilih siswa sesuai dengan yang diinginkan, maka menerima keadaan
siswa apa adanya merupakan sikap arif dan bijak, karena justru dengan demikian
kemampuan dan daya upaya guru akan menentukan dalam membantu mereka menjadi
dewasa secara moral, intelektual maupun sosial sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pembelajaran. Oleh karena itu siswa adalah dengan segala aspek pribadi,
sikap dan berbagai kemampuan yang telah ada dan dimiliki, namun semua bisa
berubah dengan pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan sebagai salah satu
wahana proses yang penting untuk membantu mendorong perubahan.
2. Perhatikanlah,
pedulilah, dan tuluslah pada Peserta Didik
Kesadaran
dan kerelaan menerima kenyataan bahwa interaksi dengan siswa sebagai suatu
keseluruhan akan menumbuhkan perhatian (concern), rasa peduli (caring), rasa
berbagi (sharing), dan kebaikan yang tulus (kindness). Perhatian, kepedulian,
dan ketulusan yang diberikan kepada peserta didik dengan sungguh-sungguh akan
menumbuhkan pemahaman itu maka fikiran, sikap dan perilaku guru akan menjadikan
peserta didik menjadi pribadi yang baik.
3. Berbagilah
tanggung jawab dengan Peserta Didik
Mengertilah keinginan mereka agar
peserta didik juga mengerti apa yang diinginkan guru dalam proses pendidikan
dan pembelajaran, berbincanglah dengan peserta didik, fahamilah pikiran, sikap,
kepribadian dan latar belakang peserta didik agar guru makin tahu cara yang
tepat mengajaknya bertanggungjawab terhadap pencapaian masa depan.
4. Jadikanlah
perbedaan sebagai kekayaan
Menerima perbedaan merupakan hal
penting dalan berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa secara efektif.
Seikap dan perilaku tersebut akan mendorong guru untuk memahami siswa dengan
beremphati, guru dapat mengetahui apa, dan siapa siswa tanpa melakukan analisis
dan penilaian, namun akan menggerakkan dan memberdayakan, dan dengan pemahaman
serta perlakuan yang demikian maka dapat terwujud suatu interaksi yang
produktif dalam proses pembelajaran.
5. Tingkatkan
mutu komunikasi edukatif
Komunikasi edukatif adalah
komunikasi yang melibatkan fikiran,
perasaan dan perilaku yang dapat memberikan dampak pendidikan, pendewasaan
dalam aspek intelektual, moral dan social, komunikasi edukatif mencakup interaksi
di lingkungan sekolah dan lingkungan kelas serta banyak terjadi juga di
lingkungan masyarakat ketika guru berte,u dalam suatu kegiatan tertentu.
6. Masuklah
ke kelas dengan senyum dan mengajarlah dengan efektif
Senyum menggambarkan kegembiraan,
dan akan membawa efek gembira dan menyenangkan pada orang yang melihatnya, jadi
guru menginginkan peserta didik belajar dengan baik dengan motivasi tingi.
Ketika guru memasuki kelas dan mengawalinya dengan senyum, maka yakinlah bahwa
hal itu akan membawa suasana emosi peserta didik dalam keadaan senang dan siap
menerima apa yang akan kita lakukan bersama di kelas, proses pembelajaran akan
berjalan efektif, mengajar juga akan lebih kondusif dalam mendorong penguasaan
materi yang akan disampaikan sehingga guru berhasil menciptakan iklim kelas
yang kondusif dan edukatif.
7.
Kemas dan silah perilaku produktif dalam
pembelajaran
Tampilah
dengan baik dan percaya diri, prima dan menarik, berbicaralah dengan jelas dan
lancar, buat variasi pembelajaran. Ketahuilah nama-nama siswa yang ada dikelas
agar jarak antara guru dan peserta didik terasa dekat dan peserta didik merasa
diperhatikan. Berlakulah bijaksana, ajarilah bahwa peserta didik yang kita ajar
memiliki tingkat kepandaian yang berbeda-beda. Berusahalah selalu ceria di
depan kelas, dan lakukan humor yang cerdas dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas. Kendalikan emosi, jangan mudah marah dikelas dan jangan mudah
tersinggung karena perilaku siswa karena peserta didik yang kita ajar adalah
remaja yang masih labil emosinya. Berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan
siswa. Berlakulah jujur, jangan menyombongkan diri sendiri ketika mengajar, dan
bersikap adil dalam memberikan penilaian pada siswa.
8.
Jadilah guru yang inspiratif
Tanamkan
kemampuan dengan memberi inspirasi untuk menjadikan proses pendidikan dan
pembelajaran yang dijalani sebagai bagian yang harus diraih dengan kesungguhan
untuk mendewasakan diri serta memperkuat mental, menumbuhkan harga diri, dan
memperkuat kepercayaan diri peserta didik. Mendidik merupakan suatu proses menjauh
dan mendekat antara apa yang guru fikirkan dan keinginan peserta didik serta
meningkatkan hubungan yang inspiratif dengan dunia peserta didik.
Sumber:
Suharsaputra,
Uhar.2011.Menjadi Guru Berkarakter.Yogyakarta: Paramita Publising.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar