Sudijarto (dalam Abimanyu, dkk. 2008: 2-3) mendefinisikan
strategi pembelajaran sebagai upaya memilih, menyusun,dan memobilisasi segala
cara, sarana/prasarana, dan tenaga untuk menciptakan sistem lingkungan untuk
mencapai perubahan perilaku optimal. Jadi, strategi pembelajaran merupakan
pemilihan upaya pembelajaran yang akan memberi peluang tercapainya tujuan yang
optimal, baik dari segi hasil belajar, hasil kerja, maupun proses belajar.
.
Model-Model Pembelajaran PAIKEM
Berbagai macam model pembelajaran PAIKEM dapat dijabarkan
sebagai berikut.
1.
Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif
Learning)
Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (dalam Kemp, dkk.
1994: 151) adalah tipe khusus dari aktivitas kelompok yang mengupayakan
untuk mengembangkan antara kemampuan belajar dan kemampuan sosial dengan
memasukan tiga konsep/komponen ke dalam pembelajaran yaitu penghargaan
kelompok, tanggung jawab individu, dan kesempatan yang sama untuk sukses.
Pertimbangan dari komponen-komponen tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif membutuhkan perencanaan yang hati-hati dan pelaksanaan yang
sistematis. Ini lebih dari menugaskan siswa untuk berkelompok dan menyuruh
mereka untuk saling mengajari satu sama lain atau menyelesaikan tugas.
2.
Pembelajaran Kontekstual (Contextual
Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang diawali
dengan sajian atau tanya jawab lisan yang ramah dan terbuka terkait dengan
kehidupan sehari-hari siswa, sehingga dapat mengetahui manfaat dari materi yang
akan disajikan, motivasi belajar pada diri siswa akan muncul, dunia pikiran
siswa menjadi konkret, serta suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan.
Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan
mengalami tidak hanya menonton dan mencatat, serta pengembangan kemampuan
sosialisasi (Rosalin, 2008:112).
Depdiknas (dalam Masyhud, 2012:51) menyatakan bahwa pembelajaran
kontekstual harus melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu:
(1) Construktivism (membangun), (2) Inquiry (menemukan), (3) Questioning (bertanya), (4) Learning Community (masyarakat belajar),
(5) Modeling (pemodelan), (6) Reflection (refleksi), (7) Authentic Assessment (penilaian
autentik).
3.
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
Model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
secara aktif terlibat dalam pengalaman belajarnya dan dapat melatih
keteranpilan berfikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam
memecahkan masalah (Rusman, 2012:229). Model Problem Based Learning (PBL) mempunyai ciri umum yaitu menyajikan
kepada siswa tentang masalah yang autentik dan bermakna yang akan memberi
kemudahan kepada para siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Menurut
Arends model ini juga memiliki beberapa ciri khusus yaitu adanya pengajuan
pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu,
penyelidikan autentik, menghasilkan produk atau karya, dan memamerkan produk
tersebut, serta adanya kerja sama (dalam Suryanti, 2008:20).
4.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning)
Pembelajaran berbasis proyek menurut The George Lucas Educational Foundation (dalam Widiyatmoko, 2012:
53) adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta didik
mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa
masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka
pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna
bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan
setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.
5.
Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching
and Learning)
Model
pembelajaran kuantum adalah model pembelajaran dengan enam kerangka
pembelajaran (TANDUR) serta memperhatikan lingkungan belajar siswa dan
dibutuhkan peran serta guru sebagai quantum
teacher untuk mendayagunakan kemampuannya, mengorkestrasi dalam kegiatan
belajar mengajar. Pembelajaran kuantum memiliki lima prinsip atau kebenaran
tetap. Prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) segalanya berbicara, (2) segalanya
bertujuan, (3) pengalaman sebelum pemberian nama, (4) akui setiap usaha, (e)
jika layak dipelajari, layak pula dirayakan (Chatib, 2010:37). Model Quantum Teaching and Learning terdapat
unsur-unsur peristiwa pembelajaran yang dibagi menjadi dua katagori yaitu
konteks dan isi (Chatib, 2010:37-259).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar