Senin, 01 September 2014

Strategi Pembelajaran PAIKEM

Sudijarto (dalam Abimanyu, dkk. 2008: 2-3) mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai upaya memilih, menyusun,dan memobilisasi segala cara, sarana/prasarana, dan tenaga untuk menciptakan sistem lingkungan untuk mencapai perubahan perilaku optimal. Jadi, strategi pembelajaran merupakan pemilihan upaya pembelajaran yang akan memberi peluang tercapainya tujuan yang optimal, baik dari segi hasil belajar, hasil kerja, maupun proses belajar.

.     Model-Model Pembelajaran PAIKEM
Berbagai macam model pembelajaran PAIKEM dapat dijabarkan sebagai berikut.
1.      Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)
Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (dalam Kemp, dkk. 1994: 151)  adalah tipe khusus dari aktivitas kelompok yang mengupayakan untuk mengembangkan antara kemampuan belajar dan kemampuan sosial dengan memasukan tiga konsep/komponen ke dalam pembelajaran yaitu penghargaan kelompok, tanggung jawab individu, dan kesempatan yang sama untuk sukses. Pertimbangan dari komponen-komponen tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif membutuhkan perencanaan yang hati-hati dan pelaksanaan yang sistematis. Ini lebih dari menugaskan siswa untuk berkelompok dan menyuruh mereka untuk saling mengajari satu sama lain atau menyelesaikan tugas.
2.      Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang diawali dengan sajian atau tanya jawab lisan yang ramah dan terbuka terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga dapat mengetahui manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar pada diri siswa akan muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, serta suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami tidak hanya menonton dan mencatat, serta pengembangan kemampuan sosialisasi (Rosalin, 2008:112).
Depdiknas (dalam Masyhud, 2012:51) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual harus melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu: (1) Construktivism (membangun), (2) Inquiry (menemukan), (3) Questioning (bertanya), (4) Learning Community (masyarakat belajar), (5) Modeling (pemodelan), (6) Reflection (refleksi), (7) Authentic Assessment (penilaian autentik).
3.      Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk secara aktif terlibat dalam pengalaman belajarnya dan dapat melatih keteranpilan berfikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah (Rusman, 2012:229). Model Problem Based Learning (PBL) mempunyai ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa tentang masalah yang autentik dan bermakna yang akan memberi kemudahan kepada para siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Menurut Arends model ini juga memiliki beberapa ciri khusus yaitu adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu, penyelidikan autentik, menghasilkan produk atau karya, dan memamerkan produk tersebut, serta adanya kerja sama (dalam Suryanti, 2008:20).
4.      Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran berbasis proyek menurut The George Lucas Educational Foundation (dalam Widiyatmoko, 2012: 53) adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun. 
5.      Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching and Learning)
Model pembelajaran kuantum adalah model pembelajaran dengan enam kerangka pembelajaran (TANDUR) serta memperhatikan lingkungan belajar siswa dan dibutuhkan peran serta guru sebagai quantum teacher untuk mendayagunakan kemampuannya, mengorkestrasi dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran kuantum memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) segalanya berbicara, (2) segalanya bertujuan, (3) pengalaman sebelum pemberian nama, (4) akui setiap usaha, (e) jika layak dipelajari, layak pula dirayakan (Chatib, 2010:37). Model Quantum Teaching and Learning terdapat unsur-unsur peristiwa pembelajaran yang dibagi menjadi dua katagori yaitu konteks dan isi (Chatib, 2010:37-259).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar